Cara Mencegah Penyakit Berbahaya Dari Bahan Kemasan
Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kamu konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekedar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung makanan. Sebetulnya tidak tepat begitu, hal tersebut tergantung jenis bahan kemasan. Sebaiknya, mulai sekarang kamu cermat memilih kemasan makanan.
Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi.
Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas pada makanan, yaitu kemasan bersentuhan langsung dengan makanan. Namun demikian tahukan kamu bahwa tidak semua bahan ini aman bagi kita???
Dibawah ini ada 3 bahan kemasan yang akan kita bahas :
Kemasan plastik air mineral
Mungkin kamu mempunyai kebiasaan memakai ulang botol plastik dan menaruhnya di tas atau di rumah.
Kebiasaan ini tidak baik, kok bisa? Karena bahan botol plastik disebut juga sebagai plyethlene terephthalate or PET, yang dipakai di botol-botol ini, mengandung zat-zat karsinogen atau DEHA.
Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, namun jika kamu ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu.
Botol kemasan air mineral pun harus ditaruh di tempat jauh dari matahari. Kebiasaan buruk mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak. Dengan demikian zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Oleh sebab itu, lebih baik kamu membeli botol air mineral yang memang untuk dipakai berulang-ulang.
Kemasan kertas
Beberapa kemasan kertas kemasan dan nonkemasan seperti halnya kertas koran dan majalah, yang digunakan untuk membungkus makanan, ada yang mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan.
Didalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, syaraf dan tulang.
Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P yaitu Pallor atau pucat, Pain atau sakit dan paralysis atau kelumpuhan. Keracunaan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.
Untuk menghindari dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng, dan tempe goreng yang dibungkus dengan kertas koran karena pengetahuan yang kurang dari sipenjual.
Padahal, bahan panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tersebut.
Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut diatas piring.
Kemasan styrofoam
Bahan styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan.
Akan tetapi, penelitian terkini membuktikan bahwa styrofoam diragunakan keamanannya.
Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang.
Selain itu, bahan tersebut juga mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
- Mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi nyaman dipegang
- Memepertahankan kesegaran dan kebutuhan bahan yang dikemas
- Biaya murah
- Lebih aman dan ringan
Menurut divisi keamanan pangan pemerintah jepang pada juli 2001, mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya.
Residu styrofoam itu dapat menyebabkan Endocrine Disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.