Wahai Para Suami, Pahami Depresi Pasca Melahirkan yang Bisa Menyerang Istrimu!
Ilustrasi/alodokter.com |
Antasela.com - Sebagai orang tua baru, kehadiran buah hati tentu membawa kebahagiaan luar biasa bagimu dan keluarga. Namun terkadang, kebahagiaan ini bisa saja tidak dirasakan oleh istrimu. Jika setelah melahirkan ia tampak murung, sedih, dan tak berdaya, hal ini mungkin pertanda bahwa istrimu mengalami depresi postpartum.
Depresi postpartum (postpartum depression) adalah jenis depresi yang terjadi setelah melahirkan. Karena gejala yang dirasakan mirip, kondisi ini kerap dianggap sama dengan baby blues. Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda.
Baik depresi postpartum maupun baby blues dapat muncul pada minggu-minggu awal setelah melahirkan. Perbedaannya adalah pada berapa lama gejala berlangsung.
Baby blues biasanya berlangsung selama 2 minggu hingga akhirnya mereda dengan sendirinya. Sedangkan depresi postpartum bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, dan gejalanya tidak akan mereda sendiri tanpa pengobatan.
Kenapa Istrimu Bisa Mengalami Depresi Postpartum?
Penyebab depresi postpartum belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti:
Perubahan hormon
Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh istrimu akan menurun drastis. Penurunan hormon inilah yang memicu terjadinya perubahan suasana hati dan kondisi emosional yang tidak stabil.
Masalah psikologis
Tekanan yang dirasakan istrimu karena harus memikul beban dan tanggung jawab sebagai ibu tentu akan menyebabkannya stres. Ditambah rasa lelah karena baru saja melahirkan, hal ini bisa menyebabkan istrimu rentan terkena depresi postpartum.
Depresi postpartum juga lebih berisiko dialami oleh istrimu jika ia sebelumnya pernah memiliki gangguan psikologis tertentu, seperti depresi dan gangguan bipolar.
Selain beberapa hal di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami depresi postpartum, di antaranya:
- Mengalami kesulitan menyusui.
- Menjalani kehamilan di usia muda atau sudah memiliki banyak anak.
- Mengalami kejadian yang membuat stres, seperti kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, atau ada anggota keluarga yang meninggal.
- Memiliki penyulit selama kehamilan atau persalinan, seperti anemia, persalinan lama, atau melahirkan prematur.
- Menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Apa yang Terjadi bila Istrimu Mengalami Depresi Postpartum?
Gejala depresi postpartum biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah melahirkan, namun ada juga wanita yang baru menunjukkan gejala depresi setelah beberapa bulan atau 1 tahun pasca melahirkan.
Saat istrimu mengalami depresi postpartum, ia akan mengalami gejala-gejala berikut:
- Tidak memiliki hasrat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Emosi tidak terkendali dan mudah berubah, misalnya jadi cepat murung, sedih, atau marah.
- Sulit tidur.
- Nafsu makan menurun atau justru semakin meningkat.
- Sulit konsentrasi dan mudah lupa.
- Kesulitan atau enggan untuk merawat dan berinteraksi dengan Si Kecil.
- Merasa bersalah, tidak berharga, atau tidak pantas menjadi ibu.
- Muncul pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau Si Kecil.
Jika semakin berat, istrimu mungkin akan memiliki pemikiran untuk bunuh diri.
Apa yang Harus Dilakukan bila Istri Mengalami Depresi Postpartum?
Jika istrimu menunjukkan gejala-gejala depresi postpartum, usahakan untuk selalu mendampingi dan memberikan dukungan emosional padanya. Peranmu sangat penting untuk mempercepat pemulihan kondisinya.
Berikut ini adalah langkah yang bisa kamu lakukan saat istrimu mengalami depresi postpartum:
Bersabar dan berusaha untuk memahami kondisinya. Sempatkan waktu untuk selalu ada untuknya agar ia merasa terdukung dan tidak memendam perasaan negatif tersebut seorang diri.
Bantu istrimu agar ia dapat merawat dan menjaga kesehatannya sendiri, misalnya dengan membuatkan makanan yang bergizi untuknya.
Bantulah istrimu mengurus Si Kecil yang baru lahir dan melakukan pekerjaan rumah agar ia memiliki waktu untuk beristirahat. Jika merasa kewalahan, kamu selalu bisa meminta bantuan teman atau kerabat dekat untuk meringankan pekerjaan di rumah.
Jadi pendengar yang baik jika istrimu mengutarakan perasaannya. Usahakan untuk mendengarkan apa yang ia ungkapkan dengan empati dan tidak menghakiminya.
Perhatian, dukungan, dan kasih sayang darimu merupakan obat terbaik agar istrimu dapat melalui masa-masa sulit ini. Namun bukan hanya dukungan emosional, istrimu juga perlu mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari psikolog jika depresi postpartum yang ia alami tidak juga membaik.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog guna membantu istrimu pulih dari depresi postpartum yang dialaminya.sumber alodokter.com